Select Page

Malang FIP UM – Pada Senin, 25 November 2024, Fakultas Ilmu Pendidikan menyelenggarakan workshop berkolaborasi dengan tim edupreneur yang mengundang alumni P2MW yang saat ini menjadi owner CV Smart Desa Indonesia. Kegiatan berlangsung di Aula, lantai 2, Gedung D3, Fakultas Ilmu Pendidikan dan dihadiri oleh Syamsu Dhuha, owner CV Smart Desa Indonesia; Titis Angga Rini, S.Pd., M.Pd., dosen PGSD; Khusnul Khotimah, S.Pd., M.Pd., dosen PGSD; Dinda Putri Abadi, PKM Center; dan sejumlah 40 peserta workshop.
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Titis Angga Rini, S.Pd., M.Pd., selaku koordinator edupreneur FIP. Titis menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan juga sharing pengalaman bersama alumni terkait Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) dan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K). Pada kegiatan ini dilakukan diskusi terbuka yang membahas seputar wirausaha. Syamsu Dhuha memberikan pembukaan dengan bertanya “Apa mimpi kalian jika ingin menjadi pengusaha?”
Untuk mewujudkan mimpi menjadi pengusaha, tentu harus melalui banyak proses. Salah satu kendala dalam memulai usaha adalah modal. Tentunya sebagai mahasiswa yang memiliki tekad untuk memulai usaha dengan kendala modal tersebut dapat diatasi dengan mengikuti kegiatan P2MW dan PKM-K. Dalam pemaparan materi oleh Syamsu berfokus pada pelaksanaan P2MW, seputar hal-hal yang perlu dipersiapkan dan dilakukan ketika mengikuti P2MW.
“Tidak ada bisnis yang semuanya baru, tapi yang terpenting adalah inovasinya.” Ujar Syamsu.
Usai berdiskusi seputar pelaksanaan P2MW, pemaparan materi berikutnya yang diberikan kepada peserta adalah seputar PKM-K oleh Dinda Putri Abadi, PKM Center UM. Dinda menyampaikan bahwa untuk mengikuti PKM-K tentu harus mematuhi aturan dari pedoman PKM, karena setiap perlombaan memiliki aturan dan sistematika masing-masing. Jika sebelumnya P2MW berfokus menjalankan usaha, maka di PKM-K ini harus berfokus pada kreativitas mahasiswa membuat usaha. Tentu saja antara P2MW dan PKM-K memiliki perbedaan yang kontras dalam pelaporan. Baik P2MW dan PKM-K harus mengikuti setiap administrasi kegaitan, tetapi di antara kedua program tersebut ajang PKM lebih ketat dalam administrasinya.
“Administrasi itu sangat penting dari awal sampai akhir, harus benar-benar teliti dalam hal administrasi. Ada aturan dan sistematika yang dipatuhi, karena salah sedikit saja sudah tidak bisa lolos administrasi.” Ucap Dinda.
Setelah pemaparan materi dari kedua pemateri, dilanjutkan dengan sesi belajar modal canvas untuk memetakan persiapan dan kebutuhan dalam membangun usaha. Belajar modal canvas dipandu oleh Syamsu dengan membagikan kertas modal canvas. Hal yang perlu diisi oleh peserta meliputi key partner, key activity, key resources, value proposition, customer relationship, channels, dan customer segments.
Setelah diberikan waktu untuk mengisi kertas modal canvas, Syamsu meminta beberapa peserta untuk membacakan hasil yang ditulis oleh mereka. Bagi yang berani untuk menyampaikan hasil, Syamsu dengan terang mengapresiasi dan akan memberikan hadiah.
Kegiatan ini sejalan dengan sustainable development goals (SDGs) nomor 4, yakni mendukung pengembangan kompetensi akademik dan profesional mereka, sejalan dengan tujuan untuk memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas. Selain itu, kegiatan ini juga sejalan dengan SDGs nomor 8, yakni dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Translate »