Malang dikenal sebagai Kota Pariwisata punya ikon tersendiri. Malang selain memiliki tempat wisata yang beragam, Malang juga menawarkan berbagai macam pilihan oleh-oleh dan makanan khas yang modern dan kekinian. Oleh karena itu, berkunjung ke Malang tidak lengkap bila tidak mencoba makanan khas Malang. Beberapa makanan khas kota Malang, mulai dari makanan berat, cemilan, hingga minuman, bisa dijumpai di Malang dan sekitarnya, antara lain: nasi rawon, rujak cingur, cwi mie, nasi pecel, tahu campur, dan bakso. Diantara deretan kuliner khas Malang, makanan “bakso” nampaknya salah satu makanan yang paling dicari. Beberapa gerai bakso hari-hari banyak diserbu penggemar lokal maupun luar kota, diantaranya Bakso Cak Man, Bakso Presiden, Bakso Damas, Bakso Solo, Bakso Priangan, dan masih banyak lagi. Dengan kuahnya bening dan olahan daging bakso lembut dan kasar, bisa ditambahkan dengan kondimen seperti tahu, usus, pangsit goreng dan pangsit rebus, hingga risol isi bihun, maka makanan bakso ini menjadi komplit. Hari-hari makan bakso menjadi kegiatan favorit muda-mudi di Malang.
Bakso sebagai salah satu makanan khas Indonesia yang telah dikenal secara luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. “Kuliner asli Malang ini memiliki ciri khas berbeda, rasanya yang lezat dan tekstur yang kenyal. Saat ini Bakso Malang telah menjadi salah satu primadona bagi pecinta kuliner Indonesia”, Ujar Prof. Dr. Moh. Efendi M.Kes. saat memberi sambutan pada kegiatan “Pelatihan Pembuatan Bakso Malang sebagai Alternatif Peluang Usaha Bagi Ekspatriat Indonesia di Malaysia”, pada hari Rabo 14 Agustus 2024, bertempat di Kolej Komuniti Selayang, Selangor Darul Ehsan, Malaysia.
Bakso merupakan produk olahan daging giling yang dicampur dengan tepung dan bumbu-bumbu serta bahan lain yang dihaluskan, kemudian dibentuk bulatan-bulatan dan kemudian direbus hingga matang. Bakso sebagai produk pangan yang terbuat dari bahan utama daging yang dilumatkan dan dicampur dengan bahan lainnya. Bakso dengan berbagai variannya menjadi makanan khas Indonesia yang digemari banyak orang. “Bakso daging merupakan produk makanan basah yang diperoleh dari campuran daging ternak, yakni daging sapi atau daging ayam (kadar daging tidak kurang dari 50%) dan tepung pati serta dapat menggunakan bahan tambahan pangan lain yang diizinkan, sesuai syarat mutu bakso daging SNI 3818”, Penjelasan Prof. Rina Riefqie Mariana pakar kuliner bidang safety food UM menambahkan pada kegiatan pelatihan tersebut.
Sebagimana diketahui, Kuala Lumpur sebagai tempat berkumpulnya ekspatriat dan komunitas Indonesia populasi cukup besar cukup potensial. Untuk mengobati rasa kangen tanah air, nampaknya bakso dan kuliner khas Malang dapat disajikan sebagai makanan alternatif sekaligus memperkenalkan ikon makanan khas Indonesia. “Saya dan beberapa kawan sangat bersemangat ketika mendapatkan undangan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan ini, yaah… semata-mata untuk mengobati kerinduan pada kampung halaman”, Ujar Pak Taufik salah satu seorang peserta undangan yang hadir telah bermukim di Malaysia selama belasan tahun. Hal senada juga diungkapkan oleh undangan komunitas ekspatriat lainnya yang hadir, baik berprofesi sebagai guru, dosen, ibu rumah tangga, mahasiswa, wirausaha, pengurus organisasi masyarakat, serta siswa di lingkungan Kolej Selayang.
Seiring kebijakan pemerintah Republik Indonesia untuk meningkatkan komunikasi budaya antar bangsa-antar negara, memperkenalkan bakso dan kuliner khas Malang lainnya sebagai salah satu ikon makanan Indonesia lewat eksptariat Indonesia di Malaysia, tentu menjadi suatu opsi yang baik. Bakso Malang dengan citarasa yang khas dan cukup familiar di lidah orang-orang di kawasan Asia Tenggara, bukan hal yang mustahil kelak lewat intesifikasi promosi yang akurat, kuliner ini kelak berpeluang menjadi viral dan bisa mendatangkan devisa bagi negara melalui tangan-tangan kreatif pelaku usaha.
Antusias para peserta kegiatan pelatihan ini, mereka nampak menikmati sejak sesi paparan maksud dan tujuan kegiatan PkM ini hingga mengikuti demonstrasi praktek tahapan membuat bakso, sampai penyajian dan mencoba hasil praktek. Kegiatan PkM ini diakhiri dengan menikmati hidangan bakso yang telah dibuat bersama-sama dengan bantuan beberapa pelajar setempat. “Alhamdulillah…. ternyata Makanan Bakso semua orang suka, saya melihat sendiri periuk-periuk yang semula dipenuhi daging bakso, tahu rebus, siomay, dalam sekejap semua licin (=bersih)”, komentar Dr. Tarmizi selaku Wakil Direktur Komuniti Selayang, yang terus mengawal prosesi pelatihan pembuatan bakso dan jajanan khas Malang lainnya di akhir rangkaian kegiatan di Aula Terbuka Komuniti Kolej Selayang, KM 16 Jalan Ipoh 68100 Batu Caves, Selangor Darul Ehsan, Malaysia.. (F&D, 160824).